SEBAHAGIAN orang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Bagi mereka seolah-olah hidup hanya untuk bekerja, sehingga bekerja bukan hanya sebagai keperluan untuk meneruskan kehidupan.
Bagi kelompok ini, gila kerja (workaholic) telah menjadi suatu gaya hidup sehingga merasa sangat terganggu bila tidak sibuk bekerja. Gaya hidup gila kerja mendatangkan lebih banyak stres daripada gaya hidup yang menyeimbangkan antara kesibukan kerja dengan kesantaian beristerirehat.
Menurut ulasan buku yang berjudul Seks yang Membahagiakan, Menciptakan Keharmonisan Suami Isteri karangan Wimpie Pangkahila, dengan tenggelam dalam kesibukan kerja yang terus-menerus tanpa rehat, berbagai bentuk stres akan dialami, baik stres fizikal maupun stres mental.
Sebagian wanita terperangkap dalam workaholic. Wanita yang gila kerja juga mengalami stres fizikal dan mental. Gangguan seksual juga dialami oleh wanita yang gila kerja, iaitu berupa hilangnya keinginan seksual dan gangguan orgasme.
Seringkali, gila kerja juga mengganggu irama hidup sehingga menjadi tidak teratur. Waktu tidur dan makan menjadi terganggu sehingga mengakibatkan fungsi bermacam organ tubuh terganggu, yang pada akhirnya fungsi seksual menjadi semakin terganggu.
Untuk menghindari disfungsi seksual, maka gaya hidup haruslah suatu gaya hidup yang sihat. Menjauhkan diri dari gaya hidup tidak sihat dan sia-sia merupakan suatu cara untuk menghindarkan diri dari berbagai gangguan fizikal dan mental yang dapat mengakibatkan disfungsi seksual.