Diwartakan Live Science, Jumat (18/5/2012), hewan bertempurung keras tersebut ditemukan dalam sebuah tambang batubara di Colombia pada 2005 lalu. Kura-kura itu kemudian diberi nama Carbonemys cofrinii yang berarti coal turtle (kura-kura batubara).
Berbeda dengan saudaranya di masa kini, Carbonemys cofrinii memiliki ukuran tubuh layaknya mobil berukuran kecil. Para peneliti mengatakan hewan ini termasuk dalam kelompok kura-kura berleher atau pelomedusoides.
Selain ukurannya yang amat besar, kura-kura purba itu juga dibekali taring dan rahang yang sangat kuat. Para peneliti mengatakan, hal tersebut berarti Carbonemys cofronii bisa memakan apapun mulai dari moluska, kura-kura lain yang lebih kecil, bahkan memakan buaya.
"Ini seperti memiliki satu kura-kura besar hidup di tengah danau. Kura-kura tersebut bertahan hidup dengan memakan semua kompetitor utamanya dalam memperoleh nutrisi," ujar peneliti dari North Carolina State University, dan Ksepka.
Pada sisa-sisa tubuh kura-kura purba lain dari wilayah yang sama, para peneliti menemukan bekas gigitan. Menurut mereka, hal ini mengindikasikan hewan bertempurung keras itu diburu oleh buaya atau predator berkuran besar. "Faktanya, buaya berukuran lebih kecil merupakan makanan yang mudah diperoleh raksasa ini," ujar Ksepka.