DENGAN terburu-buru seorang pemuda masuk ke sebuah apotek 24 jam. "Pak, tolong kondomnya. Yang bagus yah. Dua bungkus," kata pemuda itu terburu-buru.
"Wah, kebelet ya, Mas?" kata petugas apotek itu.
"Yah, begitulah. Ntar lagi saya mau ketemu sama cewek saya di rumahnya. dan bakalan dikasih ML setelah saya kenalan sama keluarganya," tutur pemuda itu bahagia.
"Wah, selamat yah," kata petugas apotek itu.
"Wah, iya dong. Sudah lama saya nunggu kesempatan ini. Duh, sudah nggak sabar, nih," katanya.
Setelah mendpaatkan londom itu, dengan hati berbunga sang pemuda langsung tancap gas. Tidak lupa ia singgah sebentar di tukang jamu di tepi jalan untuk minum jamu kuat, dan merokok sebentar buat menenangkan hati.
Tak lama kemudian ia sudah berada di depan rumah sang pacar. Kebetulan sang pacar sendiri yang membukakan pintu.
"Kok lama, sih? Hihihi, sudah banyak minum jamu kali, yah?" tanya sang pacar.
"Hehehe, iya dikit," jawab sang pacar.
"Kalau begitu, ayo kita makan dulu sambil aku kenalin sama keluargaku," ajak sang pacar.
"Tetapi janji tetap janji kan?" pemuda itu mengingatkan pacarnya tentang janji ML.
"Setelah ketemu keluargaku, aku kan sudah yakin dengan keseriusan kamu. Dan janjiku itu sudah aku persiapkan. Setelah makan, keluargaku mau jalan keluar, cuman aku aja yang tinggal di rumah, bersama kamu sayang...," jelas sang pacar.
Pemuda itu pun makin kalang kabut jalan pikiran. "Yes, yes, yes" dalam pikirannya
Sambil dituntun sama pacarnya, mereka pun menuju ke ruang makan.
"Ah, ini dia yang ditunggu tunggu, wah cakep juga yah?" kata ibu sang pacar.
"Banyak duitnya nggak?" timmpal adik dari sang pacar.
"Hush, anak kecil kok duit melulu," hardik sang pacar kepada adiknya.
"Heh, sudah, sudah. Silahkan duduk ya, Nak. Sekarang kita makan dulu. Nah itu bapak baru selesai ganti baju, hayo pak pimpin doa makan dulu," kata ibu.
Sang bapak pun langsung memimpin doa. Satu persatu semuanya membuka mata selesai berdoa.
Tetapi anehnya setelah agak lama sedikit, pemuda itu tidak juga kunjung selesai berdoa.
"Wah, pemuda ini ternyata kerohaniannya bagus. Cocok dah sama putriku," pikir ibu pacar itu.
"Psst, hey. Hayo udah ditunggu mau makan nih. Tumben kamu doa lama begini," bisik pacarnya pelan.
Masih tetap menutup mata dan dengan raut muka yang agak lebih terang dari biasanya, pemuda itupun berbisik pelan kepada pacarnya.
"Tumben apaan. Kenapa kamu nggak bilang kalau bapakmu itu kerja di apotek sih?"