Lelaki dan Air Mata

MENITIKAN air mata ketika dalam keadaan emosional dan jiwa kacau bukan hanya dialami kaum hawa. Lelaki pun pada dasarnya merupakan manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan sehingga mampu mengungkapkan rasa suka, gembira, atau sedih.

Walaupun sejak kecil kaum adam diajarkan ibubapa mereka untuk senantiasa tidak menangis ketika terjatuh atau menghadapi suatu masalah apapun yang paling berat dalam hidupnya, tapi menangis adalah salah satu aktiviti normal yang dapat dilakukan manusia. Begitu juga dengan lelaki.

Menurut psychologist Bondan Seno Prasetyadi, seorang lelaki menangis untuk meluapkan perasaannya. 

"Pada dasarnya kalau bicara mengenai menangis, lelaki dan wanita sama saja. Ertinya kalau berbicara mengenai gender, setiap lelaki dan wanita memiliki ciri maskulin dan feminim. Namun, tidak ada standard 100 peratus yang menjelaskan seseorang secara dominan dari ciri maskulin maupun feminim," ungkap Bondan.

Menurut konsultan untuk SDM perniagaan itu, ada beberapa kondisi yang dapat membuat seorang lelaki menitiskan air mata. 

"Lelaki dapat menangis misalnya karena kehilangan pekerjaan sementara dia amat membutuhkan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup kelurganya. Selain itu, dapat karena kehilangan seseorang yang dicintainya baik ibubapa, isteri, adik atau kekasih. Walaupun pada ketika itulah ciri feminim seorang lelaki keluar, perkara ini tidak dianggap tabu," terang Bondan.

Keadaan psikologi seorang lelaki, menurut psychologist lulusan Universitas Guna Dharma itu, amat menyokong mengeluarkan ciri feminimism mahupun maskulinnya. 

"Perkara ini keluar ketika seseorang dituntut berperanan untuk menjadi maskulin atau feminim," paparnya.

Ternyata, sambungnya, tak hanya faktor psikologi seseorang saja yang memiliki peranan paling banyak untuk membuat seorang lelaki menangis. Faktor hormon pun dapat memengaruhi seorang lelaki untuk meluapkan kesedihan mahhupun kebahagiaannya. 

"Tidak hanya wanita yang memiliki kitaran yang jelas setiap bulannya, pada lelaki pun ada. Kitaran perkembangan lelaki dimulai dari tanggal 17 sampai 23 setiap bulan. Di mana seorang lelaki pada kemuncaknya mengalami kelelahan dan keletihan atau dalam istilah psikologinya burn out," kata staf pengajar di Fakulti Undang-undang di sebuah universiti swasta di Jakarta.

Menurut Bondan, secara psikologi kitaran perkembangan lelaki itu wajar terjadi. Lanjutnya, hanya tidak semenonjol wanita kerana lelaki memikirkan logik dan rasional. 

"Kitaran perkembangan lelaki itu tidak selalunya terjadi, tapi pada keadaan stress (gejala yang membuat seseorang stres dan depresi)," tegasnya.

Artikel Terkait Metroseksual